
Selain Camat Gedangsari memberikan sambutan pula Bupati Gunungkidul Suharto SH. Dalam


Desa Watugajah merupakan desa di wilayah kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Desa yang terletak paling utara dari wilayah Gunungkidul berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah.
Salah satu diantara lembaga pendidikan yang ada di Desa Watugajah adalah keberadaan Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak ini didirikan oleh kelompok Dharma Wanita Watugajah, sehingga taman kanak-kanak ini diberi nama TK PKK Watugajah. Taman Kanak-kanak ini berdiri pada tahun 2005 dan telah mendapat ijin dari dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Nomor : 421.1/157/Kpts/2006 tertanggal 16 September 2006. Pada awal berdirinya memiliki jumlah siswa 15 anak, dengan jumlah pendidik sebanyak dua orang yaitu Ibu Surati dan Ibu Siti Margini yang kesemuanya masih berstatus guru honorer. Pada awal berdirinya alat pembelajarannya masih sangat sederhana dan terbatas, yaitu alat pembelajaran dalam ruang saja seperti: Pusel, meronce, peraga hewan, transportasi, telekomunikasi, balok bangunan dan lain-lain. Gedung tempat pembelajarannyapun masih meminjam ruangan Sekolah Dasar Negeri Watugajah yang tidak terpakai. Namun lambat laun setelah 4 tahun berjalan jumlah siswa didiknyapun bertambah menjadi 19 anak, dan alat permainan luar yang dimilikinya pun juga bertambah seperti bola dunia, tri in one, goyangan kuda, goyangan angsa, goyangan kapal, ayunan, dan jongkat-jongkit, Selain memiliki alat permaian tersebut TK PKK Watugajah kini telah memiliki gedung sendiri yang dibangun dari bantuan PNPM Mandiri Pedesaan Kecamatan Gedangsari pada tahun anggaran 2008.
Keberadaan lembaga pendidikan taman kanak-kanak ini sangat membantu dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, mengingat sebelum ada lembaga pendidikan ini warga Watugajah yang akan menyekolahkan anaknya di TK harus pergi ke daerah tetangga yaitu daerah di wilayah Klaten. Harapan kedepan TKK PKK Watugajah ini semakin lama semakin maju dan peserta didiknyapun bertambah.
Desa Watugajah secara administratif merupakan salah satu Desa di Kecamatan Gedangsari, yang berada di zona utara wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak Desa Watugajah dari pusat pemerintah Kecamatan yaitu 5 km, dari Pusat Pemerintahan Kabupaten 35 km serta dari Pusat Pemerintahan Propinsi berjarak 60 km. Letak geografis Desa Watugajah dari atas permukaan laut yaitu 150 sampai dengan 700 m, dengan curah hujan sedang, dengan topografi dataran tinggi dan suhu udara rata-rata berkisar 23 sampai dengan 37 derajat celcius dan memiliki luas daerah 795.8115 ha. Sebelum tahun 1995 Desa Watugajah merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Nglipar. Tetapi sejak tahun 1995 dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1995 tentang Pembentukan Dua Kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul bersama Desa Mertelu, Hargomulyo dan Watugajah menjadi bagian wilayah Kecamatan Gedangsari hingga kini.
Penduduk
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, disamping ada juga yang bekerja sebagai pedagang, wiraswasta, peternak, pegawai negeri, karyawan swasta dan buruh. Penghasilan utama penduduk dari pertanian yaitu padi, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ketela. Selain dari hasil pertanian penduduk Desa Watugajah juga memiliki penghasilan dari perkebunan yaitu meliputi srikaya, mangga dan pisang. Bahkan untuk buah srikaya dan mangga merupakan produk unggulan para petani di Desa Watugajah, karena hasil buah-buahan ini sudah dikenal sejak dulu oleh masyarakat di sekitar seperti Klaten, Prambanan, Wedi, Surakarta maupun Yogyakarta. Sehingga pada musim panen buah mangga atau srikaya banyak dijual ke luar daerah bahkan tak sedikit pembeli atau pedagang yang datang dari luar wilayah berkunjung ke daerah ini.
Jumlah penduduk Desa Watugajah kini mencapai 5247 orang dengan jumlah kepala keluarga 1238.
DATA PENDUDUK DESA WATUGAJAH
NO | PEDUKUHAN | JUMLAH PENDUDUK | KK | ||
P | L | JML | |||
1 | Watugajah | 504 | 531 | 1035 | 270 |
2 | Gunungcilik | 581 | 559 | 1140 | 254 |
3 | Jelok | 659 | 682 | 1341 | 348 |
4 | Plasan | 408 | 424 | 832 | 166 |
5 | Tamansari | 457 | 442 | 899 | 200 |
JUMLAH | 2609 | 2638 | 5247 | 1238 |
Sumber data : Data Desa Watugajah, Tgl : 31 Des 2008.
Pemerintahan
Dari segi pemerintahan Desa Watugajah dibagi menjadi 5 padukuhan yaitu Padukukan Watugajah, Plasan, Tamansari, Gunungcilik dan Jelok. Desa ini memiliki batas wilayah sebelah utara Desa Gentan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten, sedang batas sebelah Timur Desa Tegalrejo, sebelah Barat desa Sampang, sebelah Selatan Desa Hargomulyo dan Mertelu yang kesemuanya termasuk wilayah Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Di bidang kelembagaan selain pemerintahan desa juga ada lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pedukuhan (LPMP), Rukun Warga, Rukun Tetangga, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dan Karang Taruna. Jumlah perangkat Desa Watugajah ada 15 orang, terdiri dari 14 laki-laki dan 1 perempuan. Adapun perangkat Desa Watugajah yang menjabat saat ini yaitu :
NO | NAMA | TEMPAT TGL LAHIR | JABATAN |
1 | SUBIRMAN | GK, | Kepala Desa |
2 | HARTONO | GK, | Kabag. Pemerintahan |
3 | SUKIMIN | GK, | Kabag. Pembangunan |
4 | SUDARNO | GK, 20 Juni 1966 | Kabag. Kesra |
5 | SENEN | GK, 12 Juni 1961 | Kaur Umum |
6 | HADI SUYATNO | GK, 06 Maret 1956 | Kaur Keuangan |
7 | ADI SUGONDO | GK, | Kaur Perencanaan |
8 | PAIDI | GK, | Dukuh Watugajah |
9 | SUMARNO | GK, 09 Agus 1962 | Dukuh Gunungcilik |
10 | TUKIMIN | GK, 03 Oktob 1962 | Dukuh Jelok |
11 | JATU EKA DEWI | Klaten | Dukuh Plasan |
12 | SISWO HARJONO | GK, 07 Oktob 1955 | Dukuh Tamansari |
13 | WELAS | Gk, 10 Feb1955 | Staf |
14 | SUWITA | GK, | Staf |
15 | SUGIMIN | GK,1 Des 1991 | Staf |
Sebuah kotak suara yang digunakan saat Pemilu 1955 koleksi milik Ny. Dirjosetoto warga Watugajah, Gedangsari, Gunungkidul menjadi salah satu daya tarik Pameran “KR & Saksi Sejarah: Belajar dari Pemilu 1955″ tanggal 20 Maret - 4 April 2009di Griya KR Jl. Mangkubumi Yogyakarta.
Selain kotak suara bersejarah tersebut, materi pameran sebagian besar adalah reproduksi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat terbitan medio 1955. Pengunujung diajak bernostalgia menyimak berita-berita terkait dengan pemilu pertama di Indonesia.
Membaca berita yang ditulis dengan bahasa Indonesia ejaan lama cukup unik dan menggelitik Seperti headline berita “Bung Karno dan Bung Hatta berikan Suara, Dinama2 keamana terdjamin”, himbauan Bung Hatta “Rakjat Indonesia Datanglah Memilih”. Juga, dokumentasi berita tentang perolehan suara Pemilu 1955 juga dapat anda simak
![]() |
21/03/2009 08:17:43 GEDANGSARI (KR) – Small and Medium Enterprises Development Centre (SMEDC) UGM Tbk bekerja sama dengan PT Danareksa menyerahkan bantuan 25.000 bibit pohon albaziah atau sengon laut ke Desa Watugajah Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul, Rabu (18/3). Bantuan secara simbolis yang ditandai dengan penandatanganan serah terima ini sebagai wujud program bina lingkungan. Penandatanganan bantuan dilakukan Direktur PT Danareksa Drs Wahzari Wardana, Kepala SMEDC UGM Ir Gatot Murdjito MS, Bupati Gunungkidul Suharto SH, Kepala SD Watugajah dan Kepala TK ABA Dusun Jelok di SD Watugajah, Gedangsari, Gunungkidul. Kepada wartawan Gatot Murdjito mengatakan kegiatan ini merupakan wujud pelaksanaan program sinergi pemberdayaan potensi masyarakat. |
GEDANGSARI PANEN SRIKAYA ; Bukti Keberhasilan Diversifikasi Lahan Kritis
Petani lahan kering di Kecamatan Gedangsari, berhasil membuktikan keberhasilan diversifikasi lahan kritis menjadi kawasan subur yang menjanjikan dengan menggalakkan budidaya tanaman buah srikaya. Hasil budidaya tersebut mulai memasuki panen raya, dan secara simbolis Bupati Gunungkidul Suharto SH diberi kesempatan untuk memetik srikaya di lereng bukit Dusun Jelok Desa Watugajah, Senin (16/2).
Dilaporkan Ketua Kelompok Tani (Klomtan) Sidomulyo Desa Watugajah Kecamatan Gedangsari, Yanto Suparno, kawasan lahan pertanian yang sebagian besar berada di lereng perbukitan dalam beberapa tahun lalu kurang menjanjikan. Khususnya untuk lahan budidaya tanaman pangan. Keberhasilan masyarakat memanen srikaya ini sekaligus menjadi tanaman perintis dan mampu mengubah lahan kritis menjadi kawasan subur.
”Sejak tanaman srikaya berkembang, lahan pertanian semakin subur dan mampu mencegah terjadinya erosi tanah dan menyebabkan lahan pertanian dapat ditanami maksimal,” katanya.
Karena dengan lahan pertanian yang berbukit dan sebagian hanya batu, untuk ditanami padi dan palawija, semula tidak cocok. Meskipun tingkat kesuburan lahan sangat terbatas, tetapi dengan tanaman srikaya varietas Sinyonya hasilnya justru melimpah. Sebagaimana lahan milik kelompok tani ini seluas 165 hektar, yang ditanami srikaya ada 87 hektar dengan jumlah tanaman mencapai 68.724 batang. Dari jumlah tanaman ini sekitar 51.000 batang sudah berbuah dan bisa dipanen.
Meskipun buah srikaya masa panen hanya setahun sekali, tetapi setiap batang diakui bisa menghasilkan 2 kg hingga 3 kg buah, sedang harga jual mencapai Rp 7.000/ kg. Berdasarkan perhitungan sementara, pada masa panen tahun ini diperkirakan mencapai 154 ton.
”Untuk pemasarannya tidak sebatas Gunungkidul, tetapi juga wilayah Klaten, Prambanan maupun Solo,” imbuhnya.
Bupati Gunungkidul yang melakukan panen perdana dengan memetik buah srikaya didampingi Camat Gedangsari Drs Sudjoko MSi dan pejabat pemkab lain, menyambut gembira kreativitas warga Gedangsari dalam mengolah lahan kritis. (Bmp-Kedaulatan Rakyat)
http://www.gunungkidulkab.go.id