Kamis, 28 Mei 2015

Profil Padukuhan Plasan


Padukuhan keempat dari wilayah Desa Watugajah yaitu padukuhan Plasan. Padukuhan Plasan memiliki luas wilayah 167300 m2 terdiri dari wilayah dataran yang meliputi kampung Klampok, Plasan  dan wilayah pegunungan yaitu kampung Wungurejo, dan sumberejo. Padukuhan Plasan memiliki 1 RW dan 6 RT dengan jumlah penduduk 830 jiwa terdiri dari perempuan 421 orang dan laki-laki 409 orang dengan jumlah Kepala Keluarga 192 terdiri dari Kepala Keluarga Laki-laki 162 dan Kepala Keluarga Perempuan 30. Dibanding padukuhan lainnya padukuhan ini memiliki penduduk paling sedikit. Bangunan yang ada di wilayah ini yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas Gedangsari 2) dan kios milik desa yang digunakan sebagai tempat usaha masyarakat.
Peduduk padukuhan ini bekerja sebagai pedagang, dan petani disamping itu juga bekerja pada bidang lainnya seperti tukang kayu, tukang batu, buruh, peternak,  pekerja swasta, dan sebagian juga bekerja di luar daerah. 
Tanaman yang tumbuh di wilayah ini  yaitu akasia, mahoni, sengon, kelapa,  bambu, pohon mangga, srikaya, pisang, nangka, jambu dan sebagainya. Transportasi yang biasa digunakan masyarakat yaitu sepeda, sepeda motor, kendaraan roda empat. Akses jalan di daerah ini sebagian besar sudah bisa dilalui kendaraan roda dua atau roda empat karena sebagian besar jalan sudah cor blok. Alat komunikasi dan informasi sehari-hari sebagian besar  masyarakt sudah memiliki televisi, radio, handphone atau alat komunikasi tradisional kentongan serta sebagian besar penduduk sudah menggunakan penerangan listrik.
Sebagian besar penduduk bergama Islam, dan kerukunan beragama di padukuhan ini terbina dengan baik. Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kegotong royongan, dan kerukunan di padukuhan ini masih terbina dengan baik. Para penduduk di padukuhan ini juga masih menjaga tradisi dan budaya yang ada dengan baik seperti peringatan hari keagamaan, upacara adat kelahiran, pernikahan, kematian, hari besar kenegaraan dan sebagainya. Ada beberapa komunitas yang tumbuh di padukuhan ini yaitu : Arisan, pengajian, pertemuan kelompok tani, peternak, pemuda-pemudi, ibu-ibu, bapak-bapak, posyandu balita.
Sebagian wilayah pegunungan termasuk rawan bencana karena sering terjadi tanah longsor terutama pada musim penghujan. Namun demikian wilayah ini memiliki potensi sebagai tempat pariwisata berupa tempat pemandangan di atas bukit Bekiting, Sumberjo atau Clongop. Pemandangan di atas ketiga bukit tersebut sangat indah, baik di pagi hari atau sore hari. Tak sedikit pada hari biasa atau lebih-lebih pada hari libur banyak orang yang menyempatkan diri ke bukit Bekiting atau Clongop. Disamping panoramanya indah wilayah ini juga dilalui jalan raya yang menghubungkan kecamatan Gedangsari dengan wilayah Klaten sehingga mudah dijangkau siapapun yang ingin berkunjung. Di atas bukit Bekiting kita bisa melihat panorama yang indah yaitu pemandangan lembah ngarai yang luas dengan tanaman tebunya atau kita juga bisa melihat pemandangan gunung Merapi dari kejauhan dikala pagi hari atau sore hari. Meskipun jalannya menanjak wilayah ini juga sering dikunjungi komunitas sepeda gunung dan sepeda motor. Di kala sore hari anginnyapun sangat sejuk dan pemandangannyapun sangat indah untuk diabadikan dari atas bukit. Kebanyakan pengunjung di wilayah ini adalah muda-mudi dari wilayah Klaten, Solo atu Yogyakarta yang ingin menikmati pemandangan alam atau memadu kasih. Bagi orang dari luar wilayah sering menyebut bukit Bekiting dengan Bukit Cinta, mungkin karena pengunjungnya adalah mudah mudi yang sedang memadu cinta.
Potensi wisata lainnya adalah di wilayah ini bisa digunakan untuk ajang lomba seperti lomba layang-layang atau lomba Photografi.

Berikut ini adalah data sekilas padukuhan Plasan :
1.    Batas Wilayah :
Sebelah Timur
: Padukuhan Watugajah Desa Watugajah
Sebelah Barat
: Padukuhan Tamansari Desa Watugajah
Sebelah Utara
: Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten
Sebelah Selatan
: Desa Hargomulyo Kecamatan Gedangsari


2.    Dukuh, RW dan RT
Dukuh dari waktu ke waktu
NO
NAMA
KETERANGAN
1
MANGUNWIKORO
-
2
KASDU WARSO SUTRISNO
-
3
SUTOPO
2002-2006
4
JATU EKA DEWI
2008 – sekarang


Ketua Rukun Warga  (RW)
NO
NAMA
ALAMAT
04
HADI SUYATNO
KLAMPOK

Ketua Rukun Tetangga (RT)
RT
NAMA
ALAMAT
01
SUHARJO
PLASAN
02
REWANG
PLASAN
03
MANTO DIHARJO
KLAMPOK
04
SUWANDI
MERENGLOR
05
SUYANTO
SUMBEREJO
06
SUYADI
WUNGUREJO

3.    Komunitas / Arisan
NO
NAMA
WAKTU KEGIATAN
TEMPAT
1
ARISAN IBU-IBU
MALEM MINGGU
RT 04
2
ARISAN MUDA-MUDI
TIAP 3 BULAN SEKALI
RT 04
3
ARISAN BAPAK-BAPAK
MALEM MINGGU PAHING
RT 04
4
ARISAN IBU-IBU
 KAMIS PON
RT 05
5
ARISAN BAPAK-BAPAK
MALEM MINGGU PON
RT 05
6
ARISAN REMAJA
MALEM MINGGU PAHING
RT 05
7
KEL. TANI WANITA
SELASA PON
RT 05

Pos Yandu Balita
NO
NAMA
WAKTU KEGIATAN
TEMPAT
1
Posyandu Tali Jiwa
Tiap tanggal 24
Puskesmas
2
Posyandu Plasan 2
Tiap tanggal 25
Bp. Hadi Suparno (RT 05)


4.    Tempat Ibadah
NO
JENIS TEMPAT IBADAH
JUMLAH
1
MASJID
2
2
MUSHOLA
4



Rabu, 20 Mei 2015

Profil Padukuhan Jelok


Merupakan padukuhan  paling timur dari wilayah Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Padukuhan ini memiliki luas wilayah 140900        m2 terdiri dari dataran dan wilayah pegunungan yang meliputi dusun Blumbang, Tenggil, Dimoro, Watupayung, Ngekong, Ngepungan, Sumberejo, Jambon, Lemah Mendak, Bendungan, Jurangploso, Turi, Bayeman, Watugupit, Ngandong, Pakel.  Memiliki 1 RW dan 10  RT dengan jumlah penduduk 1371 jiwa terdiri dari perempuan 700 orang dan laki-laki 671 orang dengan jumlah Kepala Keluarga 337 terdiri dari Kepala Keluarga Laki-laki 273 dan Kepala Keluarga Perempuan 64. Sudah memiliki balai dusun yang terletak di pinggir jalan raya yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Di balai dusun inilah masyarakat menggunakan untuk kegiatan seperti rapat, arisan, penyuluhan dan sebagainya.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang, dan petani buah disamping itu juga bekerja pada bidang lainnya seperti tukang kayu, tukang batu, buruh, peternak, pengusaha angkutan,  pekerja swasta. Penduduk di wilayah Jelok terkenal ulet dan produktif serta gigih dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Disaat pergi meninggalkan rumahnya warga selalu membawa barang yang bisa dijual di wilayah Klaten seperti kayu bakar, buah-buahan. Dan disaat pulang mereka rajin membawa jerami atau rumput sebagai makanan ternak mereka.
Masyarakat di daerah ini terkenal sebagai petani buah srikaya. Hampir setiap penduduk memiiki kebun srikaya di ladang atau tanah pekarangan. Budidaya srikaya di daerah ini boleh dikatakan sebagai penghasilan terbesar pada waktu panen. Srikaya di daerah ini oleh warga memang di rawat sebagaimana layaknya sebuah perkebunan. Setiap waktu srikaya disiangi agar bersih dari rumput yang mengganggu kesuburan tanaman srikaya. Tak lupa petani selalu memupuk tanaman buahnya agar selalu subur dan tak lupa menyemprot agar terhindar dari hama tanaman serta dikala mulai berbunga disemprot dengan perangsang buah agar hasilnya memuaskan. Sebagai tanaman primadona srikaya dari daerah Jelok memang terkenal memiliki keistimewaan, yaitu isi buahnya (nyamplung) besar-besar dan rasanya lebih manis dibanding srikaya dari daerah lain. Pada waktu musim panen srikaya dari padukuhan Jelok dijual ke daerah Wedi, Klaten, Gantiwarno, Prambahan, Jogjakarta dan Solo bahkan kedaerah yang lebih jauh. Pemasaran buah srikaya biasanya dipasarkan oleh para pedagang lokal dari warga setempat, baik dipasarkan dengan menggunakan sepeda motor atau mobil, tetapi kadang pedagang dari luarpun sering banyak yang datang ke daerah ini untuk membeli secara langsung kepada petani. Pada waktu panen biasanya untuk satu padukuhan bisa menghasilkan srikaya sampai ratusan kilogram atau kwintal di setiap harinya. Disamping ditanami buah srikaya masyarakat di daerah ini juga menanami kebun atau ladangnya dengan tanaman kayu jati, akasia, mahoni, sengon, kelapa,  bambu, pohon mangga, srikaya, nangka, jambu dan sebagainya.
 Untuk menghubungkan antara tempat satu dengan tempat lainnya biasanya dilakukan dengan berjalan kaki, naik sepeda, sepeda motor, atau kendaraan roda empat, truk untuk mengangkut hasil bumi. Akses jalan di daerah ini sebagian besar sudah bisa dilalui kendaraan karena sudah cor blok. Alat komunikasi dan informasi sehari-hari sebagian besar  masyarakt sudah memiliki televisi, radio, handphone atau alat komunikasi tradisional kentongan serta sebagian besar penduduk sudah menggunakan penerangan listrik.
Penduduk padukuhan Jelok sebagian besar bergama Islam, dan kerukunan beragama di padukuhan ini terbina dengan baik. Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kegotong royongan, dan kerukunan di padukuhan ini masih terbina dengan baik. Para penduduk di padukuhan ini juga masih menjaga tradisi dan budaya yang ada dengan baik seperti peringatan hari keagamaan, upacara adat kelahiran, pernikahan, kematian, hari besar kenegaraan dan sebagainya. Ada beberapa komunitas yang tumbuh di padukuhan ini yaitu : Arisan, pengajian, pertemuan kelompok tani, peternak, pemuda-pemudi, ibu-ibu, bapak-bapak, posyandu balita.
Di Padukuhan ini juga memiliki potensi sebagai tempat wisata berupa tempat pemandangan di atas bukit berupa panorama pemandangan kebun tebu di wilayah Klaten dan Rowojombor atau Gunung Bayat. Memiliki potensi sebagai tempat untuk wisata buah pada waktu panen srikaya. Bahkan buah srikaya di padukuhan jelok sudah bersertifikat nasional dari dinas Pertanian.  Tetapi potensi ini belum   ada warga Jelok yang mau melaksanakan. Padahal jika pada waktu panen para petani mau membuka wisata buah seperti di daerah lain yaitu dengan cara para pengunjung boleh memetik sendiri buah srikaya yang dihendaki oleh wisatawan kemudian di timbang baru di bayar seperti layaknya membeli buah di swalayan tentunya banyak warga luar daerah yang mau berkunjung di daerah ini. Kedepan semoga gagasan seperti ini direalisasi oleh warga setempat atau pemerintah terkait.

Berikut ini adalah data sekilas padukuhan Jelok :
1.    Batas Wilayah :
Sebelah Timur
: Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari
Sebelah Barat
: Padukuhan Gunungcilik Desa Watugajah
Sebelah Utara
: Desa Kaligayam,  Wedi, Klaten
Sebelah Selatan
: Desa Mertelu Kecamatan Gedangsari


2.    Dukuh, RW dan RT
Dukuh dari waktu ke waktu
NO
NAMA
KETERANGAN
1
SASTRO DINOMO
 Kemerdekaan s/d 1978
2
HADI SUYATNO
Tahun 1979  sampai 1983
3
YANTO SUPARNO
Tahun 1984 sampai 2001
4
TUKIMIN
Tahun 2002 sampai sekarang


Ketua Rukun Warga
NO
NAMA
02
PARYONO

Ketua Rukun Tetangga (RT)
RT
NAMA
ALAMAT
01
SADINO
TENGGIL
02
JARWO
BLUMBANG
03
SIHONO
NGEKONG
04


05
RUBINO
DIMORO
06
LAGIMIN
JURANG LPOSO
07


08
SUPARMAN
GAYAM
09
SARMIN
JELOK
10
SUPARNO
TURI

3.    Komunitas
NO
NAMA
WAKTU KEGIATAN
1
ARISAN IBU-IBU
TANGGAL 1, 6, 15 dan 20
2
PENGAJIAN

3
ARISAN BAPAK-BAPAK
Malem tanggal 27
4
PERKUMPULAN MUDA-MUDI
Tiap malem selasa Kliwon

Pos Yandu Balita
NO
NAMA
WAKTU KEGIATAN
TEMPAT
1
Posyandu SRIKAYA
Tiap tanggal 23
Bapak Hariyanto

4.    Tempat Ibadah
NO
JENIS TEMPAT IBADAH
JUMLAH
1
MASJID
2
2
MUSHOLA
1

5.    Lembaga Pendidikan
NO
JENIS
NAMA
1
TAMAN KANAK-KANAK
TK ABA JELOK
2
PAUD/KB/SPS
KELOMPOK BERMAIN “MELATI”