Selasa, 24 April 2018

TK PKK Watugajah Peringati Hari Kartini


 Peringatan Hari Kartini2018Setiap tanggal 21 April sebagai bangsa Indonesia kita selalu memperingati hari lahirnya RA Kartini. Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan sosok wanita pribumi yang dilahirkan dari keturunan bangsawan anak ke 5 dari 11 bersaudara ini merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kartini sangat gemar membaca dan menulis, meski berpendidikan  hanya sampai sekolah dasar karena harus dipingit tetapi karena tekad bulat Kartini untuk mencapai cita citanya, RA Kartini berusaha mengembangkan ilmu dan pengetahuannya dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama perempuannya.

Dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April 2018 TKK PKK Watugajah mengadakan berbagai kegiatan  seperti lomba  menggunakan pakaian adat, karnaval, kado silang dan mengadakan wisata ke Candi Plaosan Prambanan. Kegiatan ini diikuti oleh siswa, guru orang tua serta komite sekolah. Dengan kegiatan ini diharapkan :
  1. Siswa memahami makna hari Kartini
  2. Ajang apresiasi dan seni dalam bidang budaya adat
  3. Mempererat tali persaudaraan baik siswa, guru dan orang tua
  4. Meningkatkan rasa nasionalisme


Sabtu, 30 April 2016

SISWA TK PKK WATUGAJAH RAYAKAN HARI KARTINI



Meski secara sederhana anak-anak TK PKK WATUGAJAH ikut merayakan hari lahirnya RA Kartini. Berbagi kegiatan dilaksanakan guru bersama para siswanya. Kegiatan tersebut meliputi Upacara bendera, dan berbagai lomba seperti : keserasian penggunaan busana tradisional, pertukaran kado silang, permainan tradisional, dan kegiatan diakhiri dengan karnaval keliling untuk mengenal daerah - daerah di wilyah Watugajah dan sekitarnya.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat adalah nama lengkap beliau. Ia dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari NyaiHaji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati Sosroningrat bahkan dapat ditilik kembali ke istana Kerajaan Majapahit. Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupati Surabaya pada abad ke-18, nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh Praja. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini

Selasa, 01 September 2015

Kegiatan Bulan Agustus

https://picasaweb.google.com/watugajahgk/KKNUSD2015Watugajah
Berbagai kegiatan dilakukan oleh warga masyarakat di lima padukuhan desa Watugajah menyemarakkan perayaan peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70.  Hampir setiap padukuhan seperti Jelok, Tamansari, Plasan diprakarsai oleh warga masyarakat, Karang taruna dan dibantu oleh mahasiswa KKN dari Universitas Sanata Darma Yogyakarta menggelar berbagai lomba untuk mengisi kegiatan tersebut.  
Di Padukuhan Gunungcilik dipelopori oleh para pemuda menyelenggarakan kegiatan yang diikuti oleh  anak-anak, remaja dan orang tua. Kegiatan tersebut seperti lomba makan kerupuk, kasti yang diikuti oleh ibu-ibu dan remaja putrid, sepak bola yang mempertandingkan pemuda dan orang tua.
Sedang di Padukuhan Watugajah sendiri para pemuda, orang tua dan dibantu mahasiswa KKN mengadakan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dimaksud seperti lomba masangin, memasukkan paku dalam botol, pecah air, untuk anak. Sepakbola untuk bapak-bapak dan pemuda. Lomba untuk ibu-ibu. Malam tirakatan yang diisi dengan ramah tamah antara warga, drama anak-anak hasil binaan para mahasiswa KKN, cerdas cermat yang diikuti oleh remaja, pemuda, dan ibu-ibu, renunangan dan doa  bersama untuk mengingat jasa para pahlawan, pembagian hadiah bagi warga yang menghadari malam tirakatan.

Lihat foto lainnya disini