Minggu, 29 November 2009

IDUL ADHA DI WATUGAJAH


Ratusan umat muslim di wilayah Watugajah Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul menghadiri Salat Idul Adha 1430 H yang bertepatan pada hari Jumat 27 November 2009 di Balai Desa Watugajah. Salat Idul Adha kali ini diadakan di Balai desa dikarenakan kondisi lapangan becek yang disebabkan oleh hujan yang mengguyur wilayah Watugajah dan sekitarnya sehari sebelumnya. Selaku Imam dan Khotib yaitu Ustad Sayono S.Pd.I dari Gedangsari. Dalam khutbahnya beliau mengajak umat muslim untuk selalu bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta selalu waspada terhadap bencana yang sedang menimpa di beberapa wilayah bagian Indonesia. Selain itu beliau juga mengajak kepada umat muslim agar selalu meneladani apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, dan mengajak umat muslim untuk rela berkurban guna membantu saudara muslim lainnya.

Selesai Salat Idul Adha dilanjutkan dengan penyembelihan hewan Kurban di masing-masing mushola dan masjid di lingkungan wilayah desa Watugajah. Sedangkan di Mushola Al Hidayah yang terletak di komplek balai Desa Watugajah juga diadakan penyembelihan hewan kurban. Untuk Idul Adha 1430 H ini umat muslim di lingkungan RT 01 dan 02 Dusun Watugajah menyembelih seekor sapi dan tiga ekor kambing. Dibanding tahun lalu penyembelihan hewan kurban ada peningkatan, karena pada tahun lalu hewan kurban berupa kambing semua. Daging hasil penyembelihan kurban selain dibagi-bagikan kepada seluruh keluarga yang ada di lingkungan RT 01 dan 02 juga dibagikan kepada masyarakat di wilayah Plempoh serta wilayah lainnya.


Sabtu, 07 November 2009

Warga Tamansari Bangun Jalan Dari Dana PNPM


Tak gendong kemana-mana, tak gendong kemana-mana. Itulah sebagian syair lagu Tak Gendong yang pernah dinyanyikan oleh almarhum mbah Surip dan pernah popular beberapa waktu yang lalu. Lagu tersebut mengingatkan kita pada masa silam, saat orang bebergian dengan berjalan kaki. Membawa beban dengan cara digendong, entah mengambil air dengan klenting, mencari rumput untuk makan ternak, mencari kayu bakar untuk memasak, membawa pulang hasil panen, menjual hasil pertanian ke pasar, mengajak anak bepergian dengan cara digendong bahkan membawa orang sakitpun untuk berobat dengan cara digendong atau ditandu. Maklumlah pada waktu itu jalan masih setapak sehingga hanya bisa dilalui orang dengan berjalan kaki saja. Jika kemarau berdebu dan jika musim penghujan becek, berlumpur bahkan licin.

Tetapi lain dengan sekarang jalan-jalan sudah lebar dan bagus. Lebih-lebih dengan adanya program pemerintah berupa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dulu dinamakan dengan PPK, maka jalan-jalan di dusun-dusun sudah banyak yang bagus. Di Desa Watugajah pada tahun 2009 ini mendapat bantuan PNPM Pedesaan yang digunakan untuk pengadaan rabat jalan, pembuatan talud, pengadaan gorong-gorong, pengadaan alat PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita di seluruh dusun yang ada di wilayah desa Watugajah, dan pemberian kredit pada kelompok wanita untuk usaha produktif.
Sedang di Dusun Tamansari sendiri untuk tahun anggaran 2009 ini dana Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan digunakan untuk pembuatan rabat jalan sepanjang 430 m. Dusun Tamansari merupakan bagian wilayah Desa Watugajah yang terletak dibagian paling barat yang berbatasan dengan wilayah Desa Sampang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Pengadaan rabat jalan sepanjang 430 m ini dibangun untuk menghubungkan jalan masuk ke Dusun Tamansari dari jalan raya Desa Watugajah-Sampang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Pengerjaan rabat jalan di Dusun Tamansari ini dikerjakan secara bergorong-royong oleh masyarakat setempat yang diperkirakan selesai dalam waktu 18 hari kerja. Dengan selesainya pembangunan jalan ini diharapkan akan memudahkan arus transportasi antara Dusun Tamansari dengan wilayah sekitarnya. Sehingga masyarakat setempat yang akan pergi atau pulang bebergian bahkan perantau yang mudik ke kampung halamanpun akan merasa penak to mantep to.