Senin, 28 November 2011

POTENSI WISATA DESA WATUGAJAH

Masyarakat setempat menyebutnya dengan bukit Bekiting atau Watu Balai. Bukit yang berada di wilayah Desa Watugajah ini semakin hari semakin banyak dikunjungi orang terutama pada hari Sabtu dan Minggu serta pada hari liburan, puluhan orang bahkan ratusan orang berkunjung ke tempat ini. Untuk menjangkau bukit ini tidaklah sulit karena sudah dibangun akses jalan beraspal yang menghubungkan desa Watugajah dengan Kecamatan Gedangsari. Bagi yang memiliki keberanian dan senang akan tantangan, untuk menuju bukit ini bisa dilakukan dengan naik kendaraan bermotor baik roda dua atau roda empat, namun bagi yang tidak memiliki keberanian pengunjung bisa menitipkan kendaraan bermotornya di rumah penduduk yang ada di bawah bukit kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Dari arah utara pengunjung harus melewati jalan menanjak sedangkan waktu kembalinya harus menuruni jalan yang curam, maka pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati, lebih-lebih yang belum hapal dengan kondisi jalan. Tetapi lain halnya dengan pengunjung yang sudah terbiasa untuk menuju tempat ini tidaklah sulit karena setiap hari banyak pengguna jalan ini yang lewat untuk menuju kota Kecamatan Gedangsari dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat, tak ketinggalan truk pengangkut kayu atau pasir naik turun melewati jalan ini, bahkan pada hari-hari tertentu komunitas sepeda ontelpun berani datang ke tempat ini dengan menggunakan sepeda.

Sesampainya di atas bukit ini ada hamparan tanah yang luas tempat untuk memarkir kendaraan dan tempat beristirahat sambil melihat panorama pemandangan alam yang indah. Ke arah selatan kita bisa melihat pemandangan pegunungan yang lebih tinggi sambil melihat lalu lalang kendaraan bermotor yang turun atau menanjak. Sedang jika kita menghadap ke Utara kita bisa melihat pemandangan ke wilayah Klaten dengan hamparan kebun Tebu yang begitu luas, lalu lalang kendaraan dari wilayah Klaten ke Gunungkidul dan sebaliknya. Dari wilyah ini kitapun bisa melihat obyek wisata lainnya yang ada di wilayah Klaten meskipun dari jarak yang jauh, seperti Pegunung Bayat, obyek wisata Rawa Jombor juga terlihat di wilayah ini. Di kala malam hari dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan daerah Klaten dengan nyala lampu yang berwarna-warni. Dari kejauhan Gunung Merapi juga bisa dilihat jelas dari sini, bahkan disaat Merapi memutahkan laharnya beberapa waktu yang lalu kita bisa melihat mutahan lahar dengan pijaran api pada malam hari dari tempat ini pula dengan jelas. Disaat cuaca cerah gunung Merapipun dapat dilihat dari tempat ini dan dipotret seperti pada gambar di blog ini.

Kedepan sebetulnya tempat ini memiliki potensi untuk dijadikan obyek wisata seperti bukit Patuk yang terletak di tepi jalan raya Wonosari Yogyakarta. Namun untuk menjadi obyek wisata tempat ini masih banyak memerlukan pembenahan. Seperti di waktu musim kemarau tempat ini masih sangat gersang, belum adanya warung yang menjual makanan atau minuman bagi pengunjung, jalan beraspal banyak yang sudah rusak, di saat hujan belum ada tempat berteduh dikarenakan tidak adanya satu bangunan di tempat ini. Tanah lahan merupakan milik perorangan. Keamanan dan kenyamanan harus menjadi perhatian kita bersama baik masyarakat sekitarnya, lebih-lebih para pengunjung yang datang, karena ada beberapa patok pengaman jalan yang dirusak oleh tangan-tangan jahil. Pada musim kemarau sering ada pengunjung yang iseng membakar rumput dan perdu yang ada disekitarnya sehingga membuat beberapa tanaman lain ikut mati pula. Sebetulnya di bukit ini pernah didirikan semacam gardu pandang oleh mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi yang sedang melaksanakan KKN tetapi baru beberapa hari berdiri telah dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Selain itu bukit ini sering digunakan berpacaran oleh anak-anak di bawah umur yang datang dari wilayah sekitar, atau digunakan untuk nongkrong-nongkrong anak yang masih berpakain seragam sekolah pada jam-jam pembelajaran.

2 komentar:

  1. untuk jangka panjang Pemda Gn. Kidul harus lebih konsen di daerah perbatasan, jangan kasus pulau sipadan terulang diperbatasan Watugajah dgn kabupaten Klaten

    BalasHapus
  2. memang luar biasa, saya sebagai warga klaten turut menikmati pemandangan tersebut, jika tidak dikelola tempat ini hanya akan dijadikan sebagai tempat pacaran (lebih mengarah ke mesum) maupun mabok mabok an... saya pernah menemui hal tersebut...

    BalasHapus