Rabu, 17 Maret 2010

Petani Watugajah Mulai Panen Padi


Meskipun sempat dihantui gagal panen karena curah hujan yang tidak rutin akhirnya para petani di Desa Watugajah Gedangsari dapat bernafas lega. Pasalnya hasil panen untuk musim ini boleh dikatakan menggembirakan, karena tanaman padi tidak teserang hama wereng atau tikus. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil panen rata-rata naik dibanding tahun sebelumnya, meskipun kenaikannya hanya berkisar 10 % dari hasil tahun lalu.

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar petani wilayah Watugajah masih mengandalkan curah hujan atau sawah tadah hujan. Biasanya petani menanam padi dengan sistem gogo yaitu pada waktu musim datang hujan langsung menanam padi dengan cara disebar atau dilubangi tanpa harus dibajak atau digaru terlebih dahulu, baru untuk penanaman yang kedua biasanya lahan dibajak atau digaru terlebih dahulu dikarenakan pada musim ini air sudah melimpah. Setelah dua minggu kemudian tanaman mulai disiangi (matun) untuk menghilangkan rerumputan disekitar tanaman baru diadakan pemupukan, baik dengan pupuk organik maupun non organik. Dengan sistem ini biasanya petani dapat menanam dan memanen hasil sebanyak dua kali dalam setahun. Hasil panen ini biasanya oleh para petani disimpan dalam bentuk gabah sebagai cadangan pangan dan sebagian ada pula yang di jual untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan penyimpanan dalam bentuk gabah ini diharapkan lebih tahan lama dan baru digiling saat hendak dibutuhkan.

Desa Watugajah sendiri merupakan desa di wilayah Gedangsari yang kini sedang menuju desa mandiri pangan Meskipun dalam rangka mewujudkan desa mandiri pangan ini masih banyak tantangan yang harus dihadapi terutama banyaknya saluran irigasi yang sudah rusak sehingga mengurasi produktifitas padi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar